Tanpa kita sadari setiap hari kita membutuhkan informasi
terbaru guna memenuhi kebutuhan hidup kita. Di era modern seperti sekarang,
ledakan informasi benar-benar tak terbendung lagi. Jumlah informasi baru yang
bermunculan sangat banyak sehingga menimbulkan dampak positinf dan negative bagi
kita yang mengkonsumsinya. Dampak positifnya berupa kita lebih mudah mengambil
kebijakan karena informasi terbaru mudah didapatkan. Namun dampak negatifnya
adalah akan bermunculan banyaknya informasi yang tidak pasti kebenarannya alias
hoax.
Keberadaan sebuah informasi akan sama-sama dianggap penting
oleh semua kalangan. Baik dari kalangan muda maupun dewasa. Dikarenakan tanpa
adanya informasi akan sulit mengambil keputusan untuk tindakan selanjutnya
dalam hidup kita. Meskipun sama-sama dianggap penting, cara memperlakukan informasi
tersebut tentu berbeda antara kalangan muda dan dewasa. Entah itu dari sumber
yang dipilih, taktik dan strategi, maupun media apa yang digunakan. Hal ini
sebenarnya menjadi tantangan bagi kita semua. Karena jika tidak pandai-pandai
memilah milih informasi dan menggunakannya, itu sama saja menyesatkan diri kita
sendiri. Pada artikel ini akan dibahas bagaimana perilaku generasi muda dalam
melakukan penelusuran informasi.
Di era informasi modern, media yang digunakan sudah pasti
banyak mengalami perkembangan. Jika dahulu informasi dari segala penjuru dunia
hanya bisa dapat ditemukan melalui TV, radio dan surat kabar, namun saat ini
hal tersebut sudah jauh lebih mudah. Hanya dengan menggunakan satu alat di
genggaman kita informasi tersebut dengan mudah kita dapatkan. Tinggal bagaiman
kita memilih sumber yang akurat dan terpercaya akan berita-berita yang
disebarkan.
Generasi muda identik dengan segala kemajuan teknologi yang
terkini dan uptodate. Revolusi teknologi di bidang informasi dan teknologi yang
cenderung cepat biasa dikenal dengan istilah New Media. Menurut Mc. Qual (2011: 43) New Media identic dengan ciri-cirinya seperti adanya saling
keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima dan
pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang beragam sebagai karakter yang
terbuka, dan sifatnya yang ada di mana-mana. Salah satu bentuk dari media baru
yang ada saat ini adalah internet. Menurut data pengguna internet berdasarkan usia oleh Data APJII tahun 2014
yang diunggah tanggal 4 Desember 2015 menunjukkan bahwa usia 18-24 tahun
menjadi pengguna internet terbanyak. Dilihat perkembangan lainnya, remaja
tingkat SMP dan SMA merupakan remaja awal yang sedang berada dalam krisis
identitas cenderung mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, selalu ingin
mencoba hal-hal baru, mudah terpengaruh dengan teman sebayanya (peer groups),
dan juga mulai suka memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara
lebih dewasa dengan teman sebaya (Moenks dan Knoers 2006, dan Sarwono, 2004 :
24). Oleh karena itu, perkembangan internet yang cukup pesat disertai minat
yang besar dapat memberikan hasil yang baik maupun buruk bagi mereka tergantung
dari aktivitas online yang mereka lakukan sewaktu mereka mengakses internet.
Katz, Guveretich dan Hazz (efendy, 2000) mengatakan ada
beberapa alasan pemenuhan pada seseorang yang ingin dipenuhi, dalam menggunakan
media yaitu :
- Kebutuhan kognitif, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan informasi, pengetahuan dan pemahaman. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat atau dorongan-dorongan untuk memahami dan menguasai lingkungan juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan.
- Kebutuhan afektif, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan pengalaman estetika, kesenangan dan emosional.
- Kebutuhan integrasi pribadi yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan kredibilitas, keyakinan atau kepercayaan stabilitas dan status individu.
- Kebutuhan integrasi social yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan penambahan kontak keluarga, teman dan dunia luar.
- Kebutuhan pelarian yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan keinginan untuk melarikan diri dari kondisi tegang, emosi, kesepian dan kurangnya dukungan social maka membutuhkan hiburan sebagai solusi.