Metadata merupakan suatu informasi terstruktur yang menjelaskan, menggambarkan, melokasikan serta membuat lebih mudak ditemukan, digunakan untuk mengatur suatu sumber informasi. (National Information Standard Organization, 2004). Fungsi metadata salah satunya adalah memberikan informasi mengenai kepemilikan atau hak cipta dari sebuah sumber digital . Karena data yang terdapat pada sumber digital berada di bawah lisensi sumber terbuka atau open sources (Agung W Prasetya, Skripsi Universitas Indonesia, 2009) .Metadata dalam perpustakaan umumnya menggunakan beberapa skema, yaitu MARC (Machine Redeable Catalogue), Dublin Core, MODS (MetadataObject Description Schema), dan METS (Metadata Encoding and Transmission Standard). Pada blog ini penulis akan membahas salah satu dari skema tersebut, yaitu Dublin Core. Terdapat dua jenis metadata Dublin Core yaitu Simple Dublin Core dan Qualified Dublin Core. Berikut akan dibahas lebih dalam tentang Simple Dublin Core.
Dublin Core adalah salah satu skema metadata yang digunakan untuk web resource description
and discover. Dublin core hadir sebagai pelengkap dari kekurangan yang
redapat pada MARC sebagai sistem metadata yang lebih dulu digunakan dalam dunia
perpustakaan karena dianggap terlalu banyak unsurnya dan beberapa istilah yang
hanya dimengerti oleh pustakawan dan kurang bisa digunakan untuk sumber
informasi dalam web. Sehingga pada tahun 1994 di Chicago berlangsung Konferensi
Internasional World Wide Web (WWW). Salah satu topik yang di bahas adalah
publikasi imiah lewat WWW dan juga masalah sumber temu balik informasi melalui
WWW yang semakin kompleks pada masa itu. Maka muncul tuntutan untuk penciptaan
suatu format metadata yang mempermudah resource discovery dari web resorce. Sehingga
pada tahun 1995 oleh NCSA (National Computational Science Allience) dari
Amerika dan OCLC berhasil menciptakan Dublin Core Metadata Element Set (DCMES)
yang sekarang sering disebut Dublin Core. ( http://pee-fee.blogspot.com/2010/10/dublin-core-kisah-dcmes-berawal-dengan.html. Diakses pada 14 November 2018).
Dublin Core memiliki beberapa kekhususan
dibandingkan dengan skema metadata lainnya, yaitu :
- Arti kata yang mudah dipahami.
- Sistem yang bisa dikembangkan lebih lanjut.
- Karena dublin core dibuat sesederhana mungkin agar bisa digunakan oleh orang awam atau masyarakat luas, tidak hanya pustakawan bagian katalog saja.
- Semua unsur sifatnya opsional dan dapat diulang jika diperlukan.
- Unsur-unsur yang terdapat di dublin core bisa diterima secara internasional dan dapat diterapkan di semua disiplin ilmu.
- Unsur di dalamnya dapat diperluas agar data yang sifatnya lebih khusus dapat ditampung (misalnya untuk disiplin ilmu atau aplikasi khusus).
- Bisa ditempatkan di web page. (https://ramastablog.wordpress.com/2016/06/01/perbedaan-dublin-core-dan-marc/. Diakses pada 14 November 2018)
Unsur-unsur yang terdapat dalam dublin core ada 15, yaitu :
1.
|
Contributor
|
Yaitu orang
yang menciptakan informasi tersebut. Dapat berupa
nama seseorang, organisasi maupun pembuat data yang bersangkutan.
|
Contoh : Contributor
= “Universitas Kristen Duta Wacana”
|
2.
|
Coverage
|
Mendeskripsikan jangkauan topik
yang mewakili objek.
|
Contoh:
Coverage="1995-1996"
Coverage="Boston,
MA"
|
3.
|
Creator
|
Entitas utama yang bertanggung jawab atas objek
tersebut.
|
Contoh : Creator="Shakespeare,
William"
Creator="Wen Lee"
Creator="Hubble Telescope"
Creator="Internal Revenue Service.
Customer Complaints Unit"
|
4.
|
Date
|
Tanggal dimana objek
tersebut dibuat.
|
Contoh :
Date="1998-02-16" Date="1998-02" Date="1998
|
5.
|
Description
|
Yaitu penjelasan
mengenai objek
|
Contoh :
Description="Panduan mengenai pelaksanaan acara SI Creative Days,
meliputi run down serta detail penyelenggaraan acara."
|
6.
|
Format
|
Format dari objek
yang dimaksud
|
Contoh :
Title="Dublin Core icon" Identifier="http://purl.org/metadata/dublin_core/images/dc2.gif&
quot;
Type="Image"
Format="image/gif"
Format="4
kB"
Subject="Saturn"
Type="Image"
Format="image/gif
6" Format="40 x 512 pixels"
Identifier="http://www.not.iac.es/newwww/photos/images/satnot.gif "
|
7.
|
Identifier
|
Referensi yang
mengarah pada objek yang dapat membuat objek tersebut dapat dikenali. Dapat
berupa URL atau URI.
|
Contoh :
Identifier="http://purl.oclc.org/metadata/dublin_core/”
Identifier="ISBN:0385424728
|
8.
|
Language
|
Bahasa
yang digunakan dalam objek.
|
Contoh :
Language="en"
Language="fr"
Language="en-US"
|
9.
|
Publisher
|
Entitas
yang bertanggung jawab untuk membuat objek tersebut tersedia
|
Contoh: Publisher="University of
South Where" Publisher="Funky Websites, Inc."
Publisher="Carmen Miranda"
|
10.
|
Relation
|
hubungan antara satu sumber
informasi dengan sumber informasi lainnya
|
Contoh :
Title="Reading Turgenev"
Relation="Two
Lives"
Objek yang disebutkan, yaitu “Reading Turgenev” adalah salah satu
dari novel yang terdiri dari dua seri, sehingga merupakan sebagian dari
keseluruhan objek yang ada.
|
11.
|
Rights
|
Informasi
mengenai wewenang dan undang-undang yang terkait dengan objek. Dapat berupa
pernyataan maupun URL yang mengarah pada pernyataan tersebut
|
Contoh
: Rights="Access limited to members"
Rights="http://cs-tr.cs.cornell.edu/Dienst/Repository/2.0/Terms&" .
|
12.
|
Source
|
Sumber
terkait dimana objek tersebut berasal.
|
Contoh : Source="Image from
page 54 of the 1922 edition of Romeo and Juliet"
|
13.
|
Subject
|
Topik dari
objek yang biasanya digunakan sebagai kata kunci yang mendeskripsikan topik
dari suatu objek. Subject yang terdiri lebih dari 1 kata dipisahkan
menggunakan tanda koma.
|
Contoh : Subject="Aircraft leasing
and renting"
Subject="Dogs"
Subject="Olympic skiing"
Subject="Street, Picabo"
|
14.
|
Title
|
Nama dari objek
|
Contoh : Title="A Pilot's Guide to
Aircraft Insurance"
|
15.
|
Type
|
Jenis dari
objek yang diambil dari DCMI Type Vocabulary
|
Contoh : Type="Image"
Type="Sound"
Type="Text"
Type="simulation"
|
Kelimabelas elemen metadata yang ada tidak semuanya harus digunakan dan
penggunaannya dapat diulang dalam satu objek yang sama. Dengan memanfaatkan
elemen-elemen metadata tersebut untuk mendeskripsikan dan mengelompokkan suatu
objek, maka pengguna aplikasi dapat menemukan informasi yang tepat mengenai
objek yang dicarinya melalui elemen-elemen tersebut.
SUMBER :
-National Information Standard Organization, 2004
-Agung W Prasetya, Pemanfaatan Dublin Core sebagai Metadata pada Aplikasi X dalam Deskripsi Koleksi Digital, Skripsi Universitas Indonesia, 2009.
-http://pee-fee.blogspot.com/2010/10/dublin-core-kisah-dcmes-berawal-dengan.html
-https://ramastablog.wordpress.com/2016/06/01/perbedaan-dublin-core-dan-marc/
Jangan lupa tinggalkan komentar. Syukron :)
Baik.
BalasHapusNilai: A