Kamis, 15 November 2018

Mengenal Dublin Core sebagai Skema Metadata di Perpustakaan



Metadata merupakan suatu informasi terstruktur yang menjelaskan, menggambarkan, melokasikan serta membuat lebih mudak ditemukan, digunakan untuk mengatur suatu sumber informasi. (National Information Standard Organization, 2004). Fungsi metadata salah satunya adalah memberikan informasi mengenai kepemilikan atau hak cipta dari sebuah sumber digital . Karena data yang terdapat pada sumber digital berada di bawah lisensi sumber terbuka atau open sources (Agung W Prasetya, Skripsi Universitas Indonesia, 2009) .Metadata dalam perpustakaan umumnya menggunakan beberapa skema, yaitu MARC (Machine Redeable Catalogue), Dublin Core, MODS (MetadataObject Description Schema), dan METS (Metadata Encoding and Transmission Standard). Pada blog ini penulis akan membahas salah satu dari skema tersebut, yaitu Dublin Core. Terdapat dua jenis metadata Dublin Core yaitu Simple Dublin Core dan Qualified Dublin Core. Berikut akan dibahas lebih dalam tentang Simple Dublin Core.


Dublin Core adalah salah satu skema metadata yang digunakan untuk web resource description and discover. Dublin core hadir sebagai pelengkap dari kekurangan yang redapat pada MARC sebagai sistem metadata yang lebih dulu digunakan dalam dunia perpustakaan karena dianggap terlalu banyak unsurnya dan beberapa istilah yang hanya dimengerti oleh pustakawan dan kurang bisa digunakan untuk sumber informasi dalam web. Sehingga pada tahun 1994 di Chicago berlangsung Konferensi Internasional World Wide Web (WWW). Salah satu topik yang di bahas adalah publikasi imiah lewat WWW dan juga masalah sumber temu balik informasi melalui WWW yang semakin kompleks pada masa itu. Maka muncul tuntutan untuk penciptaan suatu format metadata yang mempermudah resource discovery dari web resorce. Sehingga pada tahun 1995 oleh NCSA (National Computational Science Allience) dari Amerika dan OCLC berhasil menciptakan Dublin Core Metadata Element Set (DCMES) yang sekarang sering disebut Dublin Core. (http://pee-fee.blogspot.com/2010/10/dublin-core-kisah-dcmes-berawal-dengan.html. Diakses pada 14 November 2018).

Dublin Core memiliki beberapa kekhususan dibandingkan dengan skema metadata lainnya, yaitu :
  • Arti kata yang mudah dipahami.
  •  Sistem yang bisa dikembangkan lebih lanjut.
  •  Karena dublin core dibuat sesederhana mungkin agar bisa digunakan oleh orang awam atau  masyarakat luas, tidak hanya pustakawan bagian katalog saja.
  • Semua unsur sifatnya opsional dan dapat diulang jika diperlukan.
  • Unsur-unsur yang terdapat di dublin core bisa diterima secara internasional dan dapat diterapkan di semua disiplin ilmu.
  • Unsur di dalamnya dapat diperluas agar data yang sifatnya lebih khusus dapat ditampung (misalnya untuk disiplin ilmu atau aplikasi khusus).
  • Bisa ditempatkan di web page. (https://ramastablog.wordpress.com/2016/06/01/perbedaan-dublin-core-dan-marc/. Diakses pada 14 November 2018)

Unsur-unsur yang terdapat dalam dublin core ada 15,  yaitu :

1.
Contributor
Yaitu orang yang menciptakan informasi tersebut. Dapat berupa nama seseorang, organisasi maupun pembuat data yang bersangkutan.

Contoh : Contributor = “Universitas Kristen Duta Wacana”
2.
Coverage
Mendeskripsikan jangkauan topik yang mewakili objek.
Contoh: Coverage="1995-1996"
Coverage="Boston, MA"

3.
Creator
Entitas utama yang bertanggung jawab atas objek tersebut.

Contoh : Creator="Shakespeare, William"
Creator="Wen Lee"
Creator="Hubble Telescope"
Creator="Internal Revenue Service. Customer Complaints Unit"

4.
Date
Tanggal dimana objek tersebut dibuat.
Contoh : Date="1998-02-16" Date="1998-02" Date="1998
5.
Description
Yaitu penjelasan mengenai objek
Contoh : Description="Panduan mengenai pelaksanaan acara SI Creative Days, meliputi run down serta detail penyelenggaraan acara."


6.
Format
Format dari objek yang dimaksud
Contoh : Title="Dublin Core icon" Identifier="http://purl.org/metadata/dublin_core/images/dc2.gif& quot;
 Type="Image"
Format="image/gif"
Format="4 kB"
Subject="Saturn" Type="Image"
Format="image/gif 6" Format="40 x 512 pixels" Identifier="http://www.not.iac.es/newwww/photos/images/satnot.gif "
7.
Identifier
Referensi yang mengarah pada objek yang dapat membuat objek tersebut dapat dikenali. Dapat berupa URL atau URI.

Contoh : Identifier="http://purl.oclc.org/metadata/dublin_core/” Identifier="ISBN:0385424728

8.
Language
Bahasa yang digunakan dalam objek.

Contoh : Language="en"
Language="fr"
Language="en-US"
9.
Publisher
Entitas yang bertanggung jawab untuk membuat objek tersebut tersedia
Contoh: Publisher="University of South Where" Publisher="Funky Websites, Inc." Publisher="Carmen Miranda"
                                             
10.
Relation
hubungan antara satu sumber informasi dengan sumber informasi lainnya

Contoh : Title="Reading Turgenev"
Relation="Two Lives"
Objek yang disebutkan, yaitu “Reading Turgenev” adalah salah satu dari novel yang terdiri dari dua seri, sehingga merupakan sebagian dari keseluruhan objek yang ada.

11.
Rights
Informasi mengenai wewenang dan undang-undang yang terkait dengan objek. Dapat berupa pernyataan maupun URL yang mengarah pada pernyataan tersebut
Contoh : Rights="Access limited to members" Rights="http://cs-tr.cs.cornell.edu/Dienst/Repository/2.0/Terms&" .

12.
Source
Sumber terkait dimana objek tersebut berasal.
Contoh : Source="Image from page 54 of the 1922 edition of Romeo and Juliet"

13.
Subject
Topik dari objek yang biasanya digunakan sebagai kata kunci yang mendeskripsikan topik dari suatu objek. Subject yang terdiri lebih dari 1 kata dipisahkan menggunakan tanda koma.
Contoh : Subject="Aircraft leasing and renting"
Subject="Dogs"
Subject="Olympic skiing"
Subject="Street, Picabo"

14.
Title
Nama dari objek
Contoh : Title="A Pilot's Guide to Aircraft Insurance"

15.
Type
Jenis dari objek yang diambil dari DCMI Type Vocabulary
Contoh : Type="Image"
Type="Sound"
Type="Text"
Type="simulation"


Kelimabelas elemen metadata yang ada tidak semuanya harus digunakan dan penggunaannya dapat diulang dalam satu objek yang sama. Dengan memanfaatkan elemen-elemen metadata tersebut untuk mendeskripsikan dan mengelompokkan suatu objek, maka pengguna aplikasi dapat menemukan informasi yang tepat mengenai objek yang dicarinya melalui elemen-elemen tersebut.

SUMBER :
-National Information Standard Organization, 2004
-Agung W Prasetya, Pemanfaatan Dublin Core sebagai Metadata pada Aplikasi X dalam Deskripsi Koleksi Digital,  Skripsi Universitas Indonesia, 2009.
-http://pee-fee.blogspot.com/2010/10/dublin-core-kisah-dcmes-berawal-dengan.html
-https://ramastablog.wordpress.com/2016/06/01/perbedaan-dublin-core-dan-marc/


Jangan lupa tinggalkan komentar. Syukron :)

Gimana sih Generasi Muda (Youth Generation) Mencari Informasi

Tanpa kita sadari setiap hari kita membutuhkan informasi terbaru guna memenuhi kebutuhan hidup kita. Di era modern seperti sekarang, ledak...